Memasang Wika Solar Water Heater (Wika SWH) memang pilihan cerdas bagi Anda yang ingin mandi air hangat hemat energi. Tapi tunggu dulu—sebelum buru-buru panggil teknisi untuk instalasi, ada satu hal penting yang sering diabaikan: kualitas mutu air. Kenapa ini penting? Karena air yang buruk bisa memperpendek umur sistem pemanas, menurunkan performa, bahkan bikin pengeluaran jadi bengkak untuk servis dan penggantian spare part.
Sama seperti mobil butuh bensin berkualitas agar mesin awet, Wika SWH pun butuh air dengan standar mutu tertentu agar tetap optimal. Nah, yuk kita bahas apa saja elemen-elemen penting dalam kualitas air yang harus kamu cek sebelum memasang pemanas air tenaga surya ini.
1. Klorida (Chloride): Si Kecil yang Bisa Bikin Karatan
Jangan sepelekan kadar klorida dalam air. Jika angkanya lebih dari 200 mg/L, klorida bisa menyebabkan korosi alias karat di bagian dalam sistem Wika SWH. Kalau dibiarkan, tangki bisa bocor, dan Anda harus keluar biaya besar untuk perbaikan.
Menurut PubMed Central, batas aman klorida dalam air tawar memang 200 mg/L. Kalau air di rumahmu melebihi angka ini, sebaiknya gunakan filter atau pertimbangkan alternatif pengolahan air.
2. pH Air: Jangan Terlalu Asam atau Basa
Idealnya, pH air untuk Wika SWH harus berada antara 6,5 hingga 9,0. Kalau terlalu asam (di bawah 6,5) atau terlalu basa (di atas 9,0), komponen pemanas bisa cepat rusak. pH air ibarat mood air—kalau tidak stabil, bisa bikin performa pemanas naik-turun.
WHO menyebutkan bahwa pH air minum sehat berada dalam rentang tersebut. Jadi pastikan air di rumah Anda tidak terlalu “ngambek” ya!
3. TDS: Ukuran Kebersihan yang Tak Terlihat
TDS alias Total Dissolved Solids adalah total zat padat terlarut dalam air. Semakin tinggi TDS, semakin besar risiko terbentuknya kerak di dalam sistem pemanas. Idealnya, TDS air untuk Wika SWH tidak melebihi 600 mg/L.
WHO mengelompokkan TDS seperti ini:
- <300 mg/L: sangat baik
- 300–600 mg/L: baik
- 600–900 mg/L: cukup
- 1200 mg/L: tidak layak
Kalau TDS di atas 900, sistem pemanas kamu berpotensi “batuk-batuk” karena kerak yang mengganggu aliran air panas.
4. Kalsium (Calcium): Si Penumpuk Diam-Diam
Air dengan kadar kalsium tinggi (lebih dari 12 mg/L) bisa bikin sistem pemanas “tersumbat” karena pengerasan air alias hard water. Endapan kalsium ini bisa menyelimuti elemen pemanas, bikin proses pemanasan jadi lebih lama dan boros listrik.
Solusinya? Gunakan water softener atau sistem penyaring kalsium sebelum air masuk ke Wika SWH.
5. Natrium: Terlalu Asin, Terlalu Bahaya
Kadar natrium dalam air juga perlu dikontrol. Angka idealnya di bawah 150 mg/L. Terlalu banyak natrium bisa merusak komponen pemanas, terutama elemen logam di dalam tangki dan pipa.
Natrium tinggi biasanya ditemukan di daerah dekat pantai atau wilayah dengan air tanah asin. Jika Anda tinggal di area seperti ini, cek kualitas air lebih teliti, ya!
Cara Cek Mutu Air: Bisa Sendiri, Bisa Konsultasi
Untuk mengetahui kualitas air, kamu bisa pakai alat Multi PH/TDS/EC Meter. Alat ini mampu mengukur beberapa parameter sekaligus, dan penggunaannya cukup mudah. Namun jika kamu kurang yakin, sebaiknya hubungi profesional untuk pengecekan air yang lebih akurat.
Dampak Buruk Jika Air Tidak Sesuai Standar
Kalau tetap memaksakan Wika SWH bekerja dengan air yang tidak memenuhi standar, risikonya besar. Mulai dari karat pada tangki, pipa tersumbat, pemanas kehilangan efisiensi, hingga usia pakai yang sangat singkat. Ini bukan cuma soal performa, tapi juga soal investasi jangka panjang.
Kesimpulan: Jangan Remehkan Kualitas Air
Kualitas air adalah fondasi utama bagi umur panjang dan performa maksimal Wika Solar Water Heater Anda. Jangan sampai gara-gara air yang “kotor diam-diam”, pemanas air rusak dalam waktu singkat. Cek dulu unsur-unsur penting seperti klorida, pH, TDS, kalsium, dan natrium sebelum memutuskan untuk instalasi.
Kalau kamu butuh bantuan atau ingin survei langsung ke lokasi, tim kami siap bantu secara gratis! Hubungi kami via WhatsApp untuk konsultasi, pengukuran kualitas air, dan rekomendasi tipe Wika SWH terbaik sesuai kebutuhan rumahmu.
